Thursday, January 3, 2013

Kerja Praktek Arsitektur (Pembahasan)

PEMBAHASAN
III.1. Perencanaan Umum
Secara umum pekerjaan perencanaan lebih banyak berupa pekerjaan studio yaitu di dalam ruangan, namun terkadang disertai  pekerjaan lapangan yaitu berupa survey lapangan mengenai kondisi eksisting site. Secara detail pekerjaan lapangan meliputi antara lain:
1)    Tahap Konsep Rencana Teknis
a.    Tahap penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualitas tim perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab jangka waktu perencanaan.
b.    Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang dan lain-lain.
c.    Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana, keterangan rencana kota dan lain-lain.
2)    Tahap Rencana Teknis
a.    Gambar-gambar rencana tapak
b.    Gambar-gambar pra rencana bangunan
c.    Perkiraan biaya bangunan
d.    Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
e.    Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat
f.    Laporan hasil kegiatan lokakarya value engineering(khusus untuk bangunan diatas 12.000 m2 atau lebih dari 8 lantai)
3)    Tahap Rencana Detail
a.    Gambar rencana teknis bangunan lengkap
b.    Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c.    Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)
d.    Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
4)    Tahap Pelelangan
a.    Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan
b.    Laporan bantuan teknis dan administrasi pada waktu pelelangan


III.1.1. Tahap Konsep Rencana Teknis
A. Manajemen Perencanaan
    Susunan Manajemen Perencanaan terdiri dari :
1.    Direktur Konsultan, merupakan pemilik dari konsultan yang ditunjuk sebagai perencana dalam kegiatan pembangunan Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin, yaitu Ir. Ifansyah Noor.
2.    Pengelola Teknis, merupakan Ahli teknis yang mengetahui secara baik tentang proyek yang sedang dilaksanakan sehingga Pengelola Teknis amat sangat dibutuhkan pada bangunan yang memiliki persyaratan khusus, yaitu Ir. Sugeng Haryanto.
3.     Ahli Teknis Arsitektur / Team Leader, merupakan pemimpindari perencana di lapangan dalam hal perencanaan teknis yang juga merupakan penanggung jawab keseluruhan gambar, yaitu Wiyono.
4.    Penanggung Jawab Struktural, merupakan ahli yang bertanggung jawab atas struktur pada bangunan yang direncanakan, yaitu Ir. Marliani.
5.    Penaggung Jawab Arsitektural, merupakan ahli yang bertanggung jawab atas bentukan arsitektural yang direncanakan pada proyek, yaitu Ahmad Sujatmika, ST.
6.    Tenaga Survei, merupakan tim yang melaksanakan tugas survei lapangan untuk mendapatkan data-data lapangan yang diperlukan nantinya (3 orang).
7.    Juru Gambar / Drafter, merupakan tenaga ahli yang bertugas menggambar seluruh gambar proyek yang dibutuhkan dalam sebuah proyek baik secara garis besarnya maupun detail-detail yang ada (6 orang).
8.    Tenaga Administrasi, merupakan orang yang mengatur dan mengerjakan administrasi proyek sehingga memiliki arsip proyek (1 orang).
B.  Jadual Perencanaan
    Sesuai dengan surat kontrak ditetapkan bahwa waktu perencanaan adalah 1 (satu) bulan kalender. Terhitung mulai diterbitkannya surat perintah kerja yang dikeluarkan oleh pihak pemilik proyek.

Jadual perencanaan merupakan time schedule yang disusun oleh konsultan dalam mengerjakan pekerjaan tahap perencanaan. Hal ini dimaksudkan agar kinerja tim  konsultan dapat  teratur dan sistematis. memenuhi target waktu perencanaan yang diberikan oleh pemilik proyek berdasarkan surat kontrak. Dalam jadual perencanaan ini ada pekerjaan yang terkadang melebihi jangka waktu yang telah ditentukan, akan tetapi harus ditutupi oleh pekerjaan yang bisa dimulai lebih cepat dari jadual, sehingga pekerjaan dapat selesai sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Contoh, pekerjaan survey yang dilakukan selama dua hari sehingga pekerjaan penggambaran sudah bisa dimulai pada hari ketiga di minggu pertama. Terkadang dalam proses penggambaran bisa memakan waktu yang lebih lama, hal ini disebabkan oleh adanya proses asistensi gambar dengan pengelola teknis proyek. Hal ini menuntut, pekerjaan sesudah penggambaran  berupa penyusunan RAB dan RKS dimulai lebih cepat dari jadual perencanaan.

C. Tahap Survey/Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan tahap dalam rangka mengumpulkan segala informasi sebagai dasar perancangan. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi:
a.    Data fisik
Berisi tentang lokasi dan pedoman-pedoman lainnya yang berhubungan dengan perencanaan yang dilaksanakan. Data yang didapat berisi tentang:
•    Program kebutuhan dan syarat-syaratnya.
•    Prosedur untuk memperoleh keputusan dan persetujuan dari pihak-pihak yang berwenang memberikan persetujuan dan keputusan.
•    Jadwal kegiatan keseluruhan proyek.
•    Lokasi/tanah serta bangunan yang ada pada lahan dan bangunan sekitarnya.
•    Hasil survey lokasi/tapak dan sekitarnya mengenai:
-    Ukuran dan bentuk tapak yang jelas batas-batasnya.
-    Status lahan, hubungannya dengan pemberi tugas.
-    Kontur, kondisi pada lahan lokasi.
•    Jaringan utilitas yang ada disekitar lokasi, lebar, kelasnya.
•    Tinggi air muka tanah.
•    Iklim, arah kecepatan angin, temperatur minimum dan maksimum, kelembaban udara.
•    Faktor lokasi ditinjau dari kemungkinan mobilisasi bahan dan alat.
•    Informasi administrasi, berupa:
-    Struktur organisasi pemakai bangunan.
-    Aktivitas-aktivitas, penyelenggara aktivitas, sistem kerja, dan kemungkinan pengembangan serta perubahan yang mungkin terjadi.
-    Daftar peralatan yang ada dan yang akan diperlukan.
•    Hirarki, posisi dan hubungan diantara masing-masing ruang.
•    Pola sirkulasi, pemakai serta servis.
•    Persyaratan khusus lainnya yang dianggap perlu.

b.    Data tambahan
•    Advice planning (keterangan peruntukan) dari Pemda setempat.
•    Keterangan/ketentuan tentang ruang yang berlaku untuk lahan, misalnya: garis sempadan, koefisien dasar bangunan dan lainnya.
•    Peraturan-peraturan daerah setempat yang harus diikuti dalam perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi fisik.
•    Kemungkinan pemakaian bahan bangunan setempat.

III.1.2. Tahap Rencana Teknis
A. Tahap penyusunan Pra Desain
Dalam tahapan ini djelaskan bahwa konsultan perencana menyajikan produk dari hasil kesimpulan berbagai analisa yang didapat dari tahap survey. Produk yang dihasilkan berupa rumusan yang jelas tentang usulan rancangan garis besar yang berisi informasi mengenai sistem bangunan secara keseluruhan, antara lain mencakup tata letak gedung dan ruangan, serta bentuk bangunan.
Penyajian produk pra desain pada tahap ini terdiri dari:
•    Gambar-gambar arsitektur, meliputi: situasi, rencana tapak, denah tampak, dan potongan.
•    Gambar struktur yang terdiri dari: sistem struktur pondasi, sistem rangka atau pendukung bangunan, struktur atap, dan hasil-hasil sementara penyelidikan tanah.
•    Gambar mekanikal dan elektrikal, seperti jaringan air supply dan distribusi yang berhubungan dengan lahan dan jaringan yang ada serta gambar jaringan supply dan distribusi semua sistem pada tiap bangunan.
•    Laporan teknis, berisi penjelasan tentang pemilihan konsep dengan nota perhitungan struktur, pemilihan sistem struktur, dan sistem utilitas yang digunakan.
•    Estimasi biaya awal/rencana anggaran biaya awal yang kasar, berisi tentang perhitungan secara kasar rencana biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing sub sistem, serta pemisahan antara biaya fisik gedung dan fasilitas penunjang sesuai dengan ketentuan Dirjen Cipta Karya.

B. Perencanaan Khusus
Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan perencanaan tepat  waktu, diperlukan strategi dan metode yang dapat mempercepat kinerja tim konsultan dalam menyelesaikan tugasnya, tanpa harus mengurangi kualitas pekerjaan.

C.  Metode dan Teknik Perencanaan
Metode dan teknik yang dipakai adalah cara manual atau menggunakan komputer. Namun ada beberapa pekerjaan yang memang harus diselesaikan secara manual dan penggunakan komputer. Misalkan saja pekerjaan survey lapangan untuk mendapatkan kondisi eksisting site, hanya dapat dilakukan secara manual. Setelah diperoleh data lapangan, kemudian diproses dengan menggunakan program  komputer.
Hasil yang telah didapatkan dari pekerjaan perencanaan tahap pertama, kemudian dilakukan asistensi dengan pengelola teknis untuk mendapatkan persetujuan. Apabila ada yang salah maka konsultan hanya perlu memperbaiki. Gambar-gambar manual digunakan sebagai  patokan dalam pembuatan gambar dengan menggunakan program komputer.
Pembagian tugas dan fungsi tenaga ahli dalam suatu konsultan terdiri atas tenaga staf teknik, tenaga ahli komputer program AutoCad, tenaga ahli komputer program Microsoft dan tenaga ahli gambar manual (drafter).

III.1.3. Tahap Rencana Detail
A. Proses perencanaan

Tahap ini adalah tahap setelah pra rencana disetujui oleh pemberi tugas. Tahap ini merupakan merupakan penyempurnaan tahap terdahulu. Tujuannya adalah memastikan pemecahan masalah teknis, sehubungan dengan data-data tentang syarat-syarat bangunan yang harus dipenuhi. Produk yang dihasilkan pada tahap ini adalah:
•    Gambar arsitektur, berupa rencana tapak, denah, tampak, potongan melintang dan memanjang.
•    Gambar-gambar struktur, meliputi: sistem struktur pondasi, sloof, kolom; sistem struktur dinding dan lantai; sistem struktur atap; dan kusen.
•    Gambar rencana mekanikal dan elektrikal, yaitu berupa sistem instalasi penerangan stop kontak, kabel power, outlet telepon.
•    Laporan teknis, perhitungan dan usulan tentang pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan yang direncanakan.
•    Rencana Anggaran Biaya, berupa perhitungan biaya untuk masing-masing sub sistem arsitektur, struktur, mekanikal, dan elektrikal.
Kemudian diterjemahkan dari keseluruhan konsep ke wujud penyelesaian secara terperinci. Produknya berupa dokumen pelaksanaan yang merupakan penunjukkan dasar pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan, yaitu:
•    Gambar-gambar kerja dan detail.
•    Rencana kerja dan syarat-syaratnya (RKS).
•    Rencana anggaran biaya (RAB).


III.1.4. Tahap Pelelangan

Setelah Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Kerja dan Syarat-syaratnya diselesaikan, maka dokumen siap diserahkan kepada proyek dan konsultan perencana membantu proyek dalam pelaksanaan lelang fisik yaitu:
•    Membuat dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
•    Laporan bantuan teknis dan administrasi pada waktu pelelangan.

III.2. Proses Perencanaan Administrasi dan Teknis
    Proses perencanaan Gedung RTX Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin ini dimulai sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Penunjukkan Konsultan perencana dan dibuatnya Surat perjanjian antara Pemberi Tugas dengan Konsultan Perencana. Prosesnya adalah sebagai berikut:

a. Non Teknis.
-    Persiapan dan mobilisasi personil, peralatan dan keperluan untuk administrasi lainnya, baik di lapangan maupun di kantor. Pada umumnya masing-masing karyawan PT. Sekta Gubah Sarana sudah mengetahui kedudukannya masing-masing, jadi penunjukkan personil tidak memakan waktu yang lama.
-    Persiapan perencanaan, salah satunya adalah kegiatan pengumpulan data di lapangan dan data dari pemilik proyek, dan tetap berpegangan pada Kerangka Acuan kerja (KAK).
-    Penyusunan pra rencana, berdasarkan data yang telah dikumpulkan dibuat gambar pra rencana beserta perhitungan biayanya. Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin dalam hal gambar pra rencana dipresentasikan sebanyak empat kali, sampai mendapatkan ijin pendahuluan/ijin prinsip dari Perencanaan Kegiatan Pembangunan Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin.
-    Penyusunan Rencana Pelaksanaan, pada tahap ini dilakukan pembuatan gambar rencana berdasarkan masing-masing disiplin ilmu beserta perhitungannya.
-    Pembuatan Rencana detail, pada tahap ini dilakukan pembuatan gambar detail, RKS, perincian volume pelaksanaan pekerjaan dan RAB serta menyusun dokumen pelelangan.
-    Persiapan Pelelangan dan Pelelangan, tugas Konsultan Perencana pada tahap ini adalah menjelaskan pekerjaan, menyusun berita acara penjelasan, membantu panitia lelang melaksanakan evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan menyusun dokumen pelaksanaan pekerjaan. Hal yang sama terjadi jika diadakan lelang ulang.

b.Teknis
1.    Tahap Pra Desain.
Dalam membuat gambar pra desain, arsitek mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK), hasil survey atau pengamatan langsung di lapangan beserta informasi lapangan, dan keinginan owner.
Setelah didapatkan informasi tersebut di atas, maka proses selanjutnya adalah pembuatan gambar Site Plan, Lay Out Plan, Denah, Tampak dan Potongan.
Gambar awal ini dipresentasikan/dikonsultasikan kepada pemilik proyek sebagai desain awal. Pada proyek Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin ini setelah presentasi sebanyak empat kali, baru terjadi kesepakatan antara pemberi tugas dengan konsultan perencana.
2.    Tahap Pembuatan Gambar Kerja.
Yang membuat gambar kerja adalah arsitek beserta beberapa orang juru gambar atau drafter. Penggambaran dilakukan lebih detail dengan kelengkapan gambar yang sesuai dengan standart gambar teknik.
Pada saat melakukan kerja praktek ini, pembuatan gambar kerja tidak dilakukan secara berurutan, tetapi secara acak. Proses pra desain belum selesai 100% tetapi gambar detail sudah di buat. Proses seperti ini berguna untuk mempercepat proses perencanaan suatu proyek, terutama untuk proyek yang batasan waktunya singkat.
Setelah gambar kerja selesai dibuat, dicek ulang oleh penanggung jawab struktural dan arsitektural, dan mendapat persetujuan direktur PT. Sekta Gubah Sarana, gambar kerja diajukan lagi ke pemilik proyek untuk diperiksa dan disetujui oleh pihak RSUD Ulin Banjarmasin dalam hal ini adalah Direktur beserta tim dokter RSUD Ulin Banjarmasin.
3.    Tahap Penyusunan RKS dan RAB.
Penyusunan RKS bersamaan dengan pembuatan gambar kerja, sedangkan RAB dibuat setelah gambar kerja disetujui oleh pemilik proyek. Pada saat pelaksanaan kerja praktek ini, gambar kerja belum selesai 100%, begitu juga dengan penyusunan RKS.
4.    Persiapan Pelelangan
Tugas dari konsultan perencana adalah membantu pimpinan proyek dan panitia lelang menyusun dokumen lelang, menyusun program dan pelaksanaan lelang. Persiapan ini dilakukan dengan melipatgandakan hasil perencanaan yaitu gambar kerja, RKS dan RAB sesuai dengan jumlah kontraktor yang mengikuti lelang. Konsultan perencana juga mempersiapkan kotak pendaftaran bagi calon peserta lelang sampai batas waktu yang ditentukan.

III.3. Hasil Perencanaan
Secara umum seluruh proses perencanaan tersebut, akan memperoleh hasil perencanaan, yaitu sebagai berikut:

A. Gambar Pra Rencana.
Diantaranya gambar situasi, site plan, denah, tampak dan potongan yang merupakan desain awal dari konsultan perencana. Gambar rencana atau lazimnya disebut pra desain ini kemungkinan mengalami perubahan setelah presentasi atau konsultasi dengan pihak pemberi tugas. Gambar pra desain ini terus dikonsultasikan, dalam kasus ini sampai dengan tiga kali konsultasi untuk mendapatkan kesepakatan bersama dalam hal desain bangunan. Setelah disepakati, baru dibuat gambar kerja.

B. Gambar Kerja.
Terdiri dari gambar denah, tampak, potongan, gambar rencana dan detail struktur, gambar rencana dan detail utilitas, serta detail arsitektural yang diperlukan. Gambar kerja dibuat sebagai acuan untuk membuat Rencana Anggaran Biaya dan Rancana Kerja dan Syarat-syarat (RAB dan RKS).

C. Rencana Anggaran Biaya.

Berisi tentang uraian pekerjaan, perhitungan volume pekerjaan, analis harga satuan yang dipakai, dan hasil kalkulasi biaya pembangunan fisik bangunan.

III.4. Kegiatan Selama Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek yang dilakukan dalam perencanaan Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin ini adalah mempelajari dan memahami proses keterlibatan dalam pembuatan gambar arsitektural, gambar utilitas dan revisi gambar stuktural. Berikut adalah deskripsi tentang kegiatan selama kerja praktek:
A.    Pelelangan Proyek
Pada tahapan awal pendapatan proyek Pembangunan Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin ini tidak dapat dikuti oleh kami selaku mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek pada perusahaan ini (PT.Sekta Gubah Sarana) karena telah berlangsung sebelum kerja praktek ini dilaksanakan. Namun setelah masuk kedalam kegiatan kerja praktek ini kami berusaha mencari semua kegiatan yang terjadi sebelum kami masuk kedalam proyek ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pihak yang berkaitan dengan proyek pembangunan Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin, maka didapatkan informasi bahwa proyek yang ada diperoleh bukan dari  hasil pelelangan sebagaimana umumnya melainkan merupakan penunjukan langsung dari pihak RSUD Ulin Banjarmasin kepada pihak konsultan dalam hal ini adalah PT. Sekta Gubah Sarana yang dipimpin oleh Ir. Ifansyah Noor yang tertuang dalam surat penunjukan dan permintaan dari pihak bank kepada pihak konsultan untuk melakukan perencanan terhadap Pembangunan Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin. Proses yang didapat ini sangat bertentangan dengan Kepres  No 18 Tahun 2000. Dalam Kepres dijelaskan bahwa untuk penunjukan langsung biaya yang dianggarkan harus dibawah Rp 50.000.000,- sedangkan biaya perencanaan keseluruhan mencapai lebih dari Rp 50.000.000,-. Setelah dikonfirmasi lebih lanjut didapatkan informasi bahwa penunjukan langsung tanpa melalui proses lelang pada proyek ini disebabkan adanya lelang pertama yaitu lelang pembangunan gedung utama RSUD Ulin Banjarmasin telah dimenangkan oleh konsultan PT. Sekta Gubang Sarana sehingga untuk pembangunan gedung RTX ini pihak RSUD Ulin Banjarmasin memberi kepercayaan penuh kepada konsultan ini tanpa mengacu kepada keputusan Kepres No. 18 Tahun 2000.

B.    Gambar Arsitektural
-    Gambar desain Site Plan. Yang di desain dalam hal ini adalah posisi  Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin terhadap bangunan utama, tebal dinding ruangan radiologi disesuaikan terhadap intensitas radiasi sinar rontgen, perletakkan ruangan-ruangan terhadap kemudahan dan kenyamanan pemakai, letak parkir dan spesifikasinya termasuk sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, plaza (ruang terbuka), lampu taman dan vegetasi beserta spesifikasi / jenis tanaman yang digunakan. Pembuatan desain Site Plan ini tetap mengacu pada konsep yang telah dibuat oleh perencana, gambar ini dikonsultasikan ke pihak perencana dan hasilnya hanya jadi  pertimbangan bagi perencana dalam membuat Site  Plan yang sebenarnya.

-    Gambar desain Denah.. Denah yang terletak pada lingkungan RSUD Ulin Banjarmasin ini menyesuaikan terhadap site yang telah ditentukan dengan berbentuk L sehingga perlu perancangan khusus sehingga perletakan denah untuk ruang Radio Terapi berada ditempat yang aman dari sirkulasi manusia yang sering melalui jalur ini. Denah ini terbagi dalam tiga tahap pekerjaan yaitu:
A. Tahap pertama, perancangan terhadap ruang Radio Terapi secara khusus karena ruang ini merupakan inti dari perancangan bangunan yang diinginkan. Pada tahap ini denah ruang Radio Terapi dirancang berdasarkan masukan-masukan dari pembimbing dilapangan (Pak Wiyono) yang menyesuaikan pada mesin yang nantinya berada didalamnya dan permintaan dari dokter-dokter yang terkait didalamnya, dinding-dinding yang tebal dengan menggunakan tulangan cor beton (seperti core) setebal 75 cm sampai dengan 150 cm. Sebelumnya perancangan denah ruang Radio Terapi ini juga mendapat masukan dari bapak Ir. Ifansyah Noor yang pada desain aslinya telah diasistensikan kepada ahli di kota Wina, Austria dalam format CAD dan dikirim dalam bentuk CD-R.
B. Tahap kedua, perancangan terhadap ruang-ruang pendukung Radio teapi tersebut. Pada perancangan ini juga terdapat ruang simulator dan terapi khusus yang perlu perancangan khusus sehingga dapat mendukung ruang Radio Terapi sebelumnya. Terdapat dinding-dinding beton yang masif dan tidak terdapat bukaan untuk menghalagi radiasi keluar dari ruangan tersebut. Pada perancangan tahap ini juga mengalami proses asistensi kepada pembimbing lapangan ( bapak Wiyono) dan kepada bapak Ir. Ifansyah Noor.
C. Tahap ketiga, Pembangunan gedung dua lantai lanjutan dari gedung Radio Terapi sebelumnya (1 lantai). Pada bagian ini perancangan dikhususkan pada penataan ruang-ruang yang digunakan dokter jaga dan dokter yang bertugas serta klinik kecil dan ruang belajar untuk mahasiswa kedokteran dan ruang belajar bagi perawat-perawat pada bertugas di gedung ini (Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin).

-    Gambar desain tampak. Dalam hal ini bentuk bangunan telah ditetapkan oleh perencana, jadi tampak bangunan yang didesain disini disesuaikan dengan konsep bentuk bangunan, baik itu jendela, pintu maupun elemen-elemen lainnya yang merupakan bagian dari tampak.

Kesesuaian terhadap bangunan yang telah ada sebelumnya juga ikut mendasari perancangan Gedung RTX RSUD Ulin Banjarmasin ini. Banyaknya selasar dan penggunaan atap tropis sehingga menunjukan kesesuaian didalamnya.

-    Gambar potongan yang dibuat pada saat proses kerja praktek ini berdasarkan konstruksi yang telah ditentukan sebelumnya oleh pembimbing lapangan seperti pada ruang kobalt (ruang Radio Terapi) memerlukan perancangan yang lebih mengarah ke struktur. Pondasi yang digunakan yang sanggup menopang dinding tulangan (dengan tebal 75 cm sampai dengan 150 cm) adalah pondasi khusus (pondasi mesin) seperti pada pondasi core namuntetap menggunakan pancang galam Ø12/15 cm-7 m yang berjarak 25 cm.

Untuk bagian atas menggunakan atap dak dengan tebal 100 cm yang dimaksudkan dapat menahan radiasi keluar, namun tetap menggunakan atap tropis.

-    Gambar detail kusen. Gambar ini dibuat berdasarkan arahan dari perencana setelah gambar tampak selesai dibuat. Gambar ini dipergunakan untuk gambar detail arsitektural. Kusen ruang roentgen dibuat dengan pintu double teakwood dilapis timbel anti radiasi agar radiasi sinar rontgen tidak tembus ke luar ruangan.

C. Gambar Utilitas.
-    Gambar Utilitas. Keterlibatan hanya sebatas pembuatan gambar detail untuk instalasi penerangan dan stop kontak, instalasi kabel power, instalasi outlet telepon pada ruang rontgen. Gambar ini dikonsultasikan dengan perencana dan hasilnya dipakai untuk gambar kerja utilitas.

D. Revisi Gambar Struktural.
-    Revisi gambar struktural. Keterlibatan hanya memperbaiki gambar struktural yang ada akibat salah perhitungan. Yang menghitung adalah ahli sipil, kemudian perencana mengarahkan bagian-bagian yang direvisi, untuk digambar ulang, antara lain tebal dinding pada ruang rontgen.
Pada tahap pembangunan terjadi penyesuaian terhadap apa yang dihadapi di lapangan, ini terjadi sebagai pertimbangan dari masukan dokter yang menangani proyek ini secara langsung. Pada bagian selasar lebih memanjang keluar dan penambahan atap mengikuti selasar tersebut dan pada bagian pembatas dindingnya diberi pagar besi untuk menjaga keamanan gedung radio terapi ini.
 Karena adanya keterbatasan pada pendapatan data dilapangan maka penulis hanya bisa mendapatkan kondisi eksisting bangunan pada bagian ekterior tanpa adanya bagian interior bangunan yang dapat menunjukan kondisi kenyataan ruang cobalt yang menjadi inti dari gedung ini.

1 comment:

  1. pak dadang....

    mohon infonya utk perencanaan rumah radioterapi...

    ReplyDelete